KAPITA
SELEKTA KOMUNIKASI
A.
Matematika sebagai
akar Komunikasi
1.
Pengertian
Istilah matematika diambil
dari perkataan Yunani mathematike, yang berarti “Relating to learning” erat
kaitannya dengan sebuah kata mathanein yang mengandung arti belajar (berfikir).
Jadi, berdasarkan epistemologis, matematika berarti “ilmu pengetahuan yang
diperoleh dengan bernalar”.
Menurut Jujun, matematika
bukan merupakan ilmu, melainkan sarana berpikir deduktif. Matematika adalah
bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita
sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang baru mempunyai
arti setalah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa makna, matematika hanya
merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati.
Shannon mengembangkan
perkembangan matematika yang mendefinisikan batas orectical kapasitas dalam
model ini. Ia berteori (dan terbukti), bahwa jumlah informasi yang dikirimkan
didasarkan pada sejumlah factor termasuk noise, frekuensi dan transmisi dan
kekuatan signal.
Rumusnya adalah C= B log2 (1+S/N)
|
2.
Penjelasan
Diawali dengan adanya
teori informasi dari Claude Shannon
dan Warren Weaver yang dimuat dalam buku The Mathematical Theory of
Communication (1949). Kemudian direduksi kembali dalam buku Communication
Theories: Origins Methods Uses in The Mass Media karya Werner J. Severin
dan James W. Tankard Jr. Teori informasi atau model matematis ini telah
memberikan pengaruh yang kuat terhadap kemunculan teori-teori lain sesudahnya.
Matematika sebagai akar dari ilmu komunikasi
berawal dari teori informasi, sehingga teori matematis ini sering disebut
dengan teori informasi.
Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena
mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan
bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi.
Karya Shannon dan Weaver ini kemudian banyak
berkembang setelah Perang Dunia II di Bell Telephone Laboratories di Amerika
Serikat mengingat Shannon sendiri adalah insiyiur di sana yang berkepentingan
atas penyampaian pesan yang cermat melalui telepon. Kemudian Weaver
mengembangkan konsep Shannon ini untuk diterapkan pada semua bentuk komunikasi.
Titik kajian utamanya adalah bagaimana menentukan
cara di mana saluran (channel) komunikasi digunakan secara sangat efisien.
Menurut mereka, saluran utama dalam komunikasi yang dimaksud adalah kabel
telepon dan gelombang radio.
Latar belakang keahlian teknik dan matematik
Shannon dan Weaver ini tampak dalam penekanan mereka. Misalnya, dalam suatu
sistem telepon, faktor yang terpenting dalam keberhasilan komunikasi adalah
bukan pada pesan atau makna yang disampaikan-seperti pada mazhab semiotika,
tetapi lebih pada berapa jumlah sinyal yang diterima dam proses transmisi.
Teori informasi ini menitikberatkan titik
perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam
proses komunikasi. Ini sangat berguna pada pengaplikasian sistem elektrik
dewasa ini yang mendesain transmitter, receiver, dan code untuk memudahkan
efisiensi informasi.
Shannon dan Weaver membuat model komunikasi yang
dilihat sebagai proses linear yang sangat sederhana. Karakteristik
kesederhanaanya ini menonjol dengan jelas. Mereka menyoroti masalah-masalah
komunikasi (penyampaian pesan) berdasarkan tingkat kecermatannya.
Sebagaimana yang dipakai dalam teori komunikasi
informasi atau matematis, konsep tidak mengacu pada makna, akan tetapi hanya
memfokuskan titik perhatiannya pada banyaknya stimulus atau sinyal.
Konsep dasar dalam teori ini adalah entropi dan
redundansi-konsep yang dipinjam dari thermodynamics. Kedua konsep ini saling
mempengaruhi dan bersifat sebab akibat (kausatif). Di mana entropi akan sangat
berpengaruh terhadap redundansi yang timbul dalam proses komunikasi.
a.
Entropi
Entropi adalah
konsep keacakan, di mana terdapat suatu keadaan yang tidak dapat dipastikan
kemungkinannya. Entropi timbul jika prediktabilitas/kemungkinan rendah (low
predictable) dan informasi yang ada tinggi (high information).
b.
Redundansi
Konsep kedua yang
merupakan kebalikan dari entropi adalah redundansi. Redudansi adalah sesuatu
yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable). Karena
prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah (low
information). Fungsi dari redundan dalam komunikasi menurut Shannon dan Weaver
ada dua, yaitu yang berkaitan dengan masalah teknis dan yang berkaitan dengan
perluasan konsep redundan itu sendiri ke dalam dimensi sosial.
Kekurangan-kekurangan dari
saluran (channel) yang mengalami gangguan (noisy channel) juga dapat diatasi
oleh bantuan redundansi. Misalnya ketika kita berkomunikasi melalui pesawat
telepon dan mengalami gangguan, mungkin sinyal yang lemah, maka kita akan
mengeja huruf dengan ejaan yang telah banyak diketahui umum, seperti charlie
untuk C, alpa untuk huruf A, dan seterusnya.
Teori informasi yang dikemukakan Shannon dan Weaver ini
banyak menuai kritik . Salah satunya adalah ia tidak mnjelaskan konsep umpan
balik (feedback) dalam model teorinya. Padahal dalam konsep analogi pesawat
telepon yang ia kemukakan, konsep umpan balik sangat berperan penting dalam
menentukan keberhasilan komunikasi. Hal ini dikarenakan teori yang ia kaji
hanya melihat komunikasi sebagai fenomena linear satu arah.
Teori informasi (matematis) yang ia kaji hanya melihat
komunikasi dari faktor komunikator yang dominan. Padahal penerima sebagai
komunikan pun adalah bagian dari proses komunikasi yang akan terlibat jika
konsep umpan balik ia masukkan. Selain itu umpan balik juga justru bisa
memberitahukan kegagalan dalam komunikasi. Sebagai contoh, ketika seseorang
menelpon dan yang ditelepon tidak melakukan reaksi apapun, atau mungkin sinyal
di udara lemah, maka reaksi diam penerima sebenarnya adalah umpan balik bagi
sumber atau penelpon.
3.
Analisis
Berdasarkan penjelasan
yang telah dipaparkan, komunikasi ini lebih cocok diterapkan dalam proses
komunikasi massa. Seperti komunikasi yang dilakukan melalui siaran radio atau
televise
Jika dianalogikan dengan pesawat telepon,
salurannya adalah kabel, sinyalnya adalah arus listrik di dalamnya, dan
transmitter dan penerimanya adalah pesawat telepon. Dalam percakapan, mulut
adalah transmitternya, sedangkan gelombang suara yang ke luar melalui saluran
udara adalah sinyalnya, dan telinga adalah penerimanya.
Matematika bertujuan
untuk mengurangi ketidak-pastian dalam bahasa verbal. Dalam
operasionalisasinya, matematika merupakan rangkaian simbol/lambang yang
fungsinya dikembalikan pemaknaan yang diberikan padanya. Dalam ilmu komunikasi,
informasi dan lambang merupakan media pengantar pesan-pesan. Dalam perspektif
matematika, informasi berfungsi mengurangi ketidakpastian. Sementara simbol
meningkatkan akurasi makna yang menjadi kelemahan bahasa verbal dalam
komunikasi manusia.
B.
FISIKA SEBAGAI AKAR
KOMUNIKASI
1.
Pengertian
Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alamiah” dan
“alam” Fisika adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika
mempelajari gajala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan
waktu.
Secara umum dan sederhana diketahui bahwa fisika adalah
ilmu yang mempelajari tentang zat alam dan energi. Maka jika dikaitkan dengan
komunikasi, maka fisika komunikasi berarti komunikasi yang
berhubungan dengan ilmu yang mempelajari
tentang zat dan energi.
Dalam pengertian singkatnya, fisika
merupakan physical science (ilmu pengetahuan mengenai zat-zat
yang merupakan asal terciptanya dunia alam semesta) yang mempelajari massa dan
energi. Physical science adalah salah satu dari dua cabang
ilmu alam (natural science). Cabang yang satunya adalah ilmu hayat (biolocal
science).
Ilmu fisika pada dasarnya selalu
berhubungan dengan pengukuran, baik pengukuran secara langsung, seperti waktu,
panjang dan massa, ataupun pengukuran secara tidak langsung, seperti mengukur
energi, gaya dan kecepatan.
2.
Penjelasan
Fisika mempelajari
gejala alam secara fisik dengan fokus pada empat komponen utamanya: zat, ruang,
gerak dan waktu. Cartesian menggambarkan peristiwa fisis berlangsung menurut
pola-pola mekanistis. Dalam ilmu komunikasi, pendekatan mekanistis untuk
menjelaskan fenomena komunikasi manusia sudah lazim.
Komunikasi dalam perspektif mekanistis adalah sebuah
peristiwa dimana dilepaskannya suatu simbol oleh suatu yang mengandung makna
melalui dan kemudian simbol diterima oleh unit yang lain dengan pemaknaan yang
sama. Proses ini dapat dijelaskan melalui model
“aliran fisika versus aliran mental”. Bila proses komunikasi berlangsung secara
“sekunder” sekaligus “linear”, maka peluang hambatan dari segi efektivitas
komunikasi dapat muncul secara teoritis. Inilah yang disebut gangguan mekanik
(mechanical cannel noice).
Pola mekanistis dalam proses komunikasi
dapat dilukiskan sebagai konfigurasi zat, ruang, gerak dan waktu secara
analogis. Pesan (“zat”) bergerak dari satu unit (“ruang”) ke unit (ruang)
lainnya dalam suatu rentang “waktu” tertentu. “Waktu” ini juga ditemukan pada
rambatan yang disebabkan oleh media-channel apabila komunikasi berlangsung
secara linear-sekunder.
Umumnya para filsuf Komunikasi sepakat akan adanya dua
aliran yang berkaitan dengan pandangan tentang pemaknaan meskipun ada perbedaan
dalam pengambarannya.Adanya korespodensi (hubungan bentuk dan isi) antara
entitas pemaknaan yang terjadi diantara dua individu merupakan produk
komunikasi. Komunikasi itu sendiri merupakan proses dimana pemaknaan yang sama
ada pada dua tempat untuk dua orang.
Awalnya, mungkin tidak banyak
ilmuwan yang perduli terhadap kontribusi fisika dalam pendewasaan ilmu
komunikasi. Untuk kasus di Indonesia, jejak langkah fisika sebagai akar
komunikasi ini didengungkan oleh Prof. Nina Wiangsig Syam (Guru Besar Ilmu
Komunikasi Unpad) dengan mencoba membuat terobosan ”eksentrik” yakni pohon
komunikasi.
Syam (200234-38), mengungkap
pemaknaan dalam komunikasi dalam dua bagian besar:
·
Aliran fisika, yang memandang
pemaknaan sebagai unit (bagian) dari dunia fisik yang ada secara mandiri dari
setiap aktivitas manusia. Dalam tataran ini, pemaknaan dapat dipahami sebagai
data, sikap, ataupun informasi.
·
Aliran mental, yang memandang pemaknaan two eksis sebagai
unit-unit tetapi hanya dalam kesadaran unik manusia. Pemaknaan sejatinya
merupakan kepingan-kepingan eksistensi mental manusia yang dapat dipandang
sebagai kesan, konsep, maksud atau ide.
3.
Analisis
Aliran fisika merupakan
aliran yang disepakati filsuf komunikasi selain aliran mental. Aliran fisika
memandang pemaknaan sebagai unit (bagian) dari dunia fisik yang ada secara
mandiri dari setiap aktivitas manusia. Sebagai contoh, pemaknaan dapat difahami
sebagai data, sikap, ataupun informasi.
Fisika sebagai akar ilmu komunikasi terasa begitu kuat melahirkan
paradigma komunikasi yang mekanistik-linier. Paradigma ini beranggapan bahwa
komunikasi merupakan proses penyampaian pesan (message) melalui saluran
tertetu untuk sampai kepada penerima (receiver). Pada wilayah
metodologis, pengaruh fisika ini nampak dalam bentuk-bentuk penelitian yang
bersifat kuantitatif-deduktif.
Saat kita berkomunikasi, disitu ada energi yang mendorong
pesan kita kepada penerima pesan, melalui udara, angin atau energi dari tubuh
kita. Informasi yang kita berikan itu juga merupakan sinyal yang dikirimkan dan
diterima. Sinyal itupun dikirim melalui udara.
C.
BIOLOGI SEBAGAI AKAR
KOMUNIKASI
1.
Pengertian
Biologi adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan. Biologi
(biologycal science) adalah ilmu alam yang mempelajari
organisme-organisme hidup. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu alam.
Cabang yang satunya adalah ilmu fisika (physical science).
2.
Penjelasan
Selama 35 tahun terakhir ini, penelitian dalam
biologi, psikologi, dan sosiologi seperti telah diurai sebelumnya, termasuk
kedalam penelitian Komunikasi, seperti: gender communication, transexul, gay &
lesbian communication, nonverbal communication. Ini semua termasuk dalam
lingkup biologi komunikasi.
Biologi dan komunikasi pada dasarnya
berada di wilayah yang berbeda, biologi masuk klasifikasi ilmu-ilmu alam (natural
science) sedangkan komunikasi berklasifikasi ilmu sosial. Faktor-faktor
biologi pada diri manusia sebagai sebuah masalah dalam proses komunikasi
ditemukan pada disiplin psikologi. Faktor biologis yang berperan sebagai sumber
gangguan (noise/internal communicator) dalam proses komunikasi adalah kondisi
otak dan penginderaan seperti mata, telinga dan sebagainya.
Proses komunikasi dengan konteks fisiknya
pada komunikator/komunikan akan dipengaruhi oleh faktor-faktor hormonal,
adrenalin, zat-zat biokimiawi, metabolisme dan lain-lain dalam tubuh untuk
bereaksi terhadap proses-proses dalam komunikasi. Komponen tubuh yang sangat
signifikan berpengaruh terhadap kemampuan berkomunikasi adalah kondisi otak.
Karena otak merupakan server pengendali sensasi, asosiasi, persepsi, memori,
dan berpikir manusia dalam merespon pesan-pesan eksternal maupun internal.
3.
Analisis
Saluruh kegiatan yang dilakukan manusia, tidak terlepas dari
kondisi fisiknya yang dipelajari dalam ilmu biologi.
Dalam komunikasi, masalah otak dan sistem
saraf otak dalam kaitannya dengan pontesi kemampuan berkomunikasi manusia,
paling tidak, telah memberikan gambaran aspek-aspek metodologis pada biologi
yang merupakan akar dari ilmu komunikasi. Metode bedah otak dan sistem saraf
untuk mengungkap atau mengontrol elemen-elemen komunikasi yang sifat prosesif
tentu itu merupakan bagian dari kerja observasi laboratorium biologi itu
sendiri, bukan wilayah metodologis ilmu komunikasi.
Seluruh prilaku manusia, tak terkecuali dalam melakukan
komunikasi dicontrol sepenuhnya oleh otak kiri dan kanan. Di dalam otak itu ada
bagian spesifik untuk melakukan pekerjaan atau tugas biologis serta
berkoordinasi dengan bagian spesifik otak lainnya. Perilaku manusia yang
ditunjukan oleh organ tubuh ketika berhubungan dengan manusia lain pada
dasarnya di atur dan dikontrol oleh system jaringan otak.