Jumat, 29 Juni 2012

Landasan Ilmiah Komunikasi Paradigma Kontemporer


KAPITA SELEKTA KOMUNIKASI

A.    Matematika sebagai akar Komunikasi
1.      Pengertian
Istilah matematika diambil dari perkataan Yunani mathematike, yang berarti “Relating to learning” erat kaitannya dengan sebuah kata mathanein yang mengandung arti belajar (berfikir). Jadi, berdasarkan epistemologis, matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”.
Menurut Jujun, matematika bukan merupakan ilmu, melainkan sarana berpikir deduktif. Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang baru mempunyai arti setalah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa makna, matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati.
Shannon mengembangkan perkembangan matematika yang mendefinisikan batas orectical kapasitas dalam model ini. Ia berteori (dan terbukti), bahwa jumlah informasi yang dikirimkan didasarkan pada sejumlah factor termasuk noise, frekuensi dan transmisi dan kekuatan signal.
Rumusnya adalah C= B log2 (1+S/N)




2.      Penjelasan
Diawali dengan adanya teori informasi dari Claude Shannon dan Warren Weaver yang dimuat dalam buku The Mathematical Theory of Communication (1949). Kemudian direduksi kembali dalam buku Communication Theories: Origins Methods Uses in The Mass Media karya Werner J. Severin dan James W. Tankard Jr. Teori informasi atau model matematis ini telah memberikan pengaruh yang kuat terhadap kemunculan teori-teori lain sesudahnya.
Matematika sebagai akar dari ilmu komunikasi berawal dari teori informasi, sehingga teori matematis ini sering disebut dengan teori informasi.
Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi.
Karya Shannon dan Weaver ini kemudian banyak berkembang setelah Perang Dunia II di Bell Telephone Laboratories di Amerika Serikat mengingat Shannon sendiri adalah insiyiur di sana yang berkepentingan atas penyampaian pesan yang cermat melalui telepon. Kemudian Weaver mengembangkan konsep Shannon ini untuk diterapkan pada semua bentuk komunikasi.
Titik kajian utamanya adalah bagaimana menentukan cara di mana saluran (channel) komunikasi digunakan secara sangat efisien. Menurut mereka, saluran utama dalam komunikasi yang dimaksud adalah kabel telepon dan gelombang radio.
Latar belakang keahlian teknik dan matematik Shannon dan Weaver ini tampak dalam penekanan mereka. Misalnya, dalam suatu sistem telepon, faktor yang terpenting dalam keberhasilan komunikasi adalah bukan pada pesan atau makna yang disampaikan-seperti pada mazhab semiotika, tetapi lebih pada berapa jumlah sinyal yang diterima dam proses transmisi.
Teori informasi ini menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi. Ini sangat berguna pada pengaplikasian sistem elektrik dewasa ini yang mendesain transmitter, receiver, dan code untuk memudahkan efisiensi informasi.
Shannon dan Weaver membuat model komunikasi yang dilihat sebagai proses linear yang sangat sederhana. Karakteristik kesederhanaanya ini menonjol dengan jelas. Mereka menyoroti masalah-masalah komunikasi (penyampaian pesan) berdasarkan tingkat kecermatannya.
Sebagaimana yang dipakai dalam teori komunikasi informasi atau matematis, konsep tidak mengacu pada makna, akan tetapi hanya memfokuskan titik perhatiannya pada banyaknya stimulus atau sinyal.
Konsep dasar dalam teori ini adalah entropi dan redundansi-konsep yang dipinjam dari thermodynamics. Kedua konsep ini saling mempengaruhi dan bersifat sebab akibat (kausatif). Di mana entropi akan sangat berpengaruh terhadap redundansi yang timbul dalam proses komunikasi.
a.       Entropi
Entropi adalah konsep keacakan, di mana terdapat suatu keadaan yang tidak dapat dipastikan kemungkinannya. Entropi timbul jika prediktabilitas/kemungkinan rendah (low predictable) dan informasi yang ada tinggi (high information).
b.      Redundansi
Konsep kedua yang merupakan kebalikan dari entropi adalah redundansi. Redudansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable). Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah (low information). Fungsi dari redundan dalam komunikasi menurut Shannon dan Weaver ada dua, yaitu yang berkaitan dengan masalah teknis dan yang berkaitan dengan perluasan konsep redundan itu sendiri ke dalam dimensi sosial.
Kekurangan-kekurangan dari saluran (channel) yang mengalami gangguan (noisy channel) juga dapat diatasi oleh bantuan redundansi. Misalnya ketika kita berkomunikasi melalui pesawat telepon dan mengalami gangguan, mungkin sinyal yang lemah, maka kita akan mengeja huruf dengan ejaan yang telah banyak diketahui umum, seperti charlie untuk C, alpa untuk huruf A, dan seterusnya.
Teori informasi yang dikemukakan Shannon dan Weaver ini banyak menuai kritik . Salah satunya adalah ia tidak mnjelaskan konsep umpan balik (feedback) dalam model teorinya. Padahal dalam konsep analogi pesawat telepon yang ia kemukakan, konsep umpan balik sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi. Hal ini dikarenakan teori yang ia kaji hanya melihat komunikasi sebagai fenomena linear satu arah.
Teori informasi (matematis) yang ia kaji hanya melihat komunikasi dari faktor komunikator yang dominan. Padahal penerima sebagai komunikan pun adalah bagian dari proses komunikasi yang akan terlibat jika konsep umpan balik ia masukkan. Selain itu umpan balik juga justru bisa memberitahukan kegagalan dalam komunikasi. Sebagai contoh, ketika seseorang menelpon dan yang ditelepon tidak melakukan reaksi apapun, atau mungkin sinyal di udara lemah, maka reaksi diam penerima sebenarnya adalah umpan balik bagi sumber atau penelpon.
3.      Analisis
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, komunikasi ini lebih cocok diterapkan dalam proses komunikasi massa. Seperti komunikasi yang dilakukan melalui siaran radio atau televise
Jika dianalogikan dengan pesawat telepon, salurannya adalah kabel, sinyalnya adalah arus listrik di dalamnya, dan transmitter dan penerimanya adalah pesawat telepon. Dalam percakapan, mulut adalah transmitternya, sedangkan gelombang suara yang ke luar melalui saluran udara adalah sinyalnya, dan telinga adalah penerimanya.
Matematika bertujuan untuk mengurangi ketidak-pastian dalam bahasa verbal. Dalam operasionalisasinya, matematika merupakan rangkaian simbol/lambang yang fungsinya dikembalikan pemaknaan yang diberikan padanya. Dalam ilmu komunikasi, informasi dan lambang merupakan media pengantar pesan-pesan. Dalam perspektif matematika, informasi berfungsi mengurangi ketidakpastian. Sementara simbol meningkatkan akurasi makna yang menjadi kelemahan bahasa verbal dalam komunikasi manusia.

B.     FISIKA SEBAGAI AKAR KOMUNIKASI
1.      Pengertian
Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alamiah” dan “alam” Fisika adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gajala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu.
Secara umum dan sederhana diketahui bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang zat alam dan energi. Maka jika dikaitkan dengan komunikasi, maka fisika komunikasi berarti komunikasi yang berhubungan dengan ilmu yang mempelajari tentang zat dan energi.
Dalam pengertian singkatnya, fisika merupakan physical science (ilmu pengetahuan mengenai zat-zat yang merupakan asal terciptanya dunia alam semesta) yang mempelajari massa dan energi. Physical science adalah salah satu dari dua cabang ilmu alam (natural science). Cabang yang satunya adalah ilmu hayat (biolocal science).
Ilmu fisika pada dasarnya selalu berhubungan dengan pengukuran, baik pengukuran secara langsung, seperti waktu, panjang dan massa, ataupun pengukuran secara tidak langsung, seperti mengukur energi, gaya dan kecepatan.
2.      Penjelasan
Fisika mempelajari gejala alam secara fisik dengan fokus pada empat komponen utamanya: zat, ruang, gerak dan waktu. Cartesian menggambarkan peristiwa fisis berlangsung menurut pola-pola mekanistis. Dalam ilmu komunikasi, pendekatan mekanistis untuk menjelaskan fenomena komunikasi manusia sudah lazim.
Komunikasi dalam perspektif mekanistis adalah sebuah peristiwa dimana dilepaskannya suatu simbol oleh suatu yang mengandung makna melalui dan kemudian simbol diterima oleh unit yang lain dengan pemaknaan yang sama. Proses ini dapat dijelaskan melalui model “aliran fisika versus aliran mental”. Bila proses komunikasi berlangsung secara “sekunder” sekaligus “linear”, maka peluang hambatan dari segi efektivitas komunikasi dapat muncul secara teoritis. Inilah yang disebut gangguan mekanik (mechanical cannel noice).
Pola mekanistis dalam proses komunikasi dapat dilukiskan sebagai konfigurasi zat, ruang, gerak dan waktu secara analogis. Pesan (“zat”) bergerak dari satu unit (“ruang”) ke unit (ruang) lainnya dalam suatu rentang “waktu” tertentu. “Waktu” ini juga ditemukan pada rambatan yang disebabkan oleh media-channel apabila komunikasi berlangsung secara linear-sekunder.
Umumnya para filsuf Komunikasi sepakat akan adanya dua aliran yang berkaitan dengan pandangan tentang pemaknaan meskipun ada perbedaan dalam pengambarannya.Adanya korespodensi (hubungan bentuk dan isi) antara entitas pemaknaan yang terjadi diantara dua individu merupakan produk komunikasi. Komunikasi itu sendiri merupakan proses dimana pemaknaan yang sama ada pada dua tempat untuk dua orang.
Awalnya, mungkin tidak banyak ilmuwan yang perduli terhadap kontribusi fisika dalam pendewasaan ilmu komunikasi. Untuk kasus di Indonesia, jejak langkah fisika sebagai akar komunikasi ini didengungkan oleh Prof. Nina Wiangsig Syam (Guru Besar Ilmu Komunikasi Unpad) dengan mencoba membuat terobosan ”eksentrik” yakni pohon komunikasi.
Syam (200234-38), mengungkap pemaknaan dalam komunikasi dalam dua bagian besar:
·         Aliran fisika, yang memandang pemaknaan sebagai unit (bagian) dari dunia fisik yang ada secara mandiri dari setiap aktivitas manusia. Dalam tataran ini, pemaknaan dapat dipahami sebagai data, sikap, ataupun informasi.
·         Aliran mental, yang memandang pemaknaan two eksis sebagai unit-unit tetapi hanya dalam kesadaran unik manusia. Pemaknaan sejatinya merupakan kepingan-kepingan eksistensi mental manusia yang dapat dipandang sebagai kesan, konsep, maksud atau ide.
3.      Analisis
Aliran fisika merupakan aliran yang disepakati filsuf komunikasi selain aliran mental. Aliran fisika memandang pemaknaan sebagai unit (bagian) dari dunia fisik yang ada secara mandiri dari setiap aktivitas manusia. Sebagai contoh, pemaknaan dapat difahami sebagai data, sikap, ataupun informasi.
Fisika sebagai akar ilmu komunikasi terasa begitu kuat melahirkan paradigma komunikasi yang mekanistik-linier. Paradigma ini beranggapan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan (message) melalui saluran tertetu untuk sampai kepada penerima (receiver). Pada wilayah metodologis, pengaruh fisika ini nampak dalam bentuk-bentuk penelitian yang bersifat kuantitatif-deduktif.
Saat kita berkomunikasi, disitu ada energi yang mendorong pesan kita kepada penerima pesan, melalui udara, angin atau energi dari tubuh kita. Informasi yang kita berikan itu juga merupakan sinyal yang dikirimkan dan diterima. Sinyal itupun dikirim melalui udara.
C.    BIOLOGI SEBAGAI AKAR KOMUNIKASI
1.      Pengertian
Biologi adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan. Biologi (biologycal science) adalah ilmu alam yang mempelajari organisme-organisme hidup. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu alam. Cabang yang satunya adalah ilmu fisika (physical science).  
2.      Penjelasan
Selama 35 tahun terakhir ini, penelitian dalam biologi, psikologi, dan sosiologi seperti telah diurai sebelumnya, termasuk kedalam penelitian Komunikasi, seperti: gender communication, transexul, gay & lesbian communication, nonverbal communication. Ini semua termasuk dalam lingkup biologi komunikasi.
Biologi dan komunikasi pada dasarnya berada di wilayah yang berbeda, biologi masuk klasifikasi ilmu-ilmu alam (natural science) sedangkan komunikasi berklasifikasi ilmu sosial. Faktor-faktor biologi pada diri manusia sebagai sebuah masalah dalam proses komunikasi ditemukan pada disiplin psikologi. Faktor biologis yang berperan sebagai sumber gangguan (noise/internal communicator) dalam proses komunikasi adalah kondisi otak dan penginderaan seperti mata, telinga dan sebagainya.
Proses komunikasi dengan konteks fisiknya pada komunikator/komunikan akan dipengaruhi oleh faktor-faktor hormonal, adrenalin, zat-zat biokimiawi, metabolisme dan lain-lain dalam tubuh untuk bereaksi terhadap proses-proses dalam komunikasi. Komponen tubuh yang sangat signifikan berpengaruh terhadap kemampuan berkomunikasi adalah kondisi otak. Karena otak merupakan server pengendali sensasi, asosiasi, persepsi, memori, dan berpikir manusia dalam merespon pesan-pesan eksternal maupun internal.
3.      Analisis
Saluruh kegiatan yang dilakukan manusia, tidak terlepas dari kondisi fisiknya yang dipelajari dalam ilmu biologi.
Dalam komunikasi, masalah otak dan sistem saraf otak dalam kaitannya dengan pontesi kemampuan berkomunikasi manusia, paling tidak, telah memberikan gambaran aspek-aspek metodologis pada biologi yang merupakan akar dari ilmu komunikasi. Metode bedah otak dan sistem saraf untuk mengungkap atau mengontrol elemen-elemen komunikasi yang sifat prosesif tentu itu merupakan bagian dari kerja observasi laboratorium biologi itu sendiri, bukan wilayah metodologis ilmu komunikasi.
Seluruh prilaku manusia, tak terkecuali dalam melakukan komunikasi dicontrol sepenuhnya oleh otak kiri dan kanan. Di dalam otak itu ada bagian spesifik untuk melakukan pekerjaan atau tugas biologis serta berkoordinasi dengan bagian spesifik otak lainnya. Perilaku manusia yang ditunjukan oleh organ tubuh ketika berhubungan dengan manusia lain pada dasarnya di atur dan dikontrol oleh system jaringan otak.